Sunday, June 9, 2013

Happy Birthday, Riri! ♥

Dari balik jendela kamarku, ku lihat langit biru yang sekarang sudah berubah menjadi kelabu. Aku yakin hari ini pastilah hujan akan turun membasahi bumi.
Hari baru pukul 15.00, papa mama baru akan pulang kerumah sekitar pukul 17.00, jadilah sekarang aku sendirian di rumah.
Apa yang harus aku lakukan sekarang?
Sungguh, bukan kebiasaanku untuk mengisi kekosongan waktuku dengan belajar, aku juga sudah terlalu bosan untuk menonton tv yang acaranya begitu-begitu saja. Haruskah sekarang ini aku beristirahat?
Baiklah, mungkin itu pilihan terbaik untukku sekarang ini. Dengan tetap memegang handphone di tangan kiriku, kuhempaskan tubuhku di atas ranjang bersprei spongebob.
Perlu di ketahui, aku juga bukan tipe orang yang mudah terlelap begitu menyentuh ranjang, setidaknya butuh waktu sekitar setengah jam untukku mengatupkan mataku.
Aku mulai mengotak-atik handphoneku sambil memeluk boneka spongebob. Aku mulai dengan membuka inbox SMS ku.
Uuhh, penuh sekali. Harusnya setiap kali ada SMS yang kubaca, harusnya saat itu pula SMS itu ku hapus._.
Pada saat asyik menghapus-hapus, tiba-tiba ada satu orang yang menarik perhatianku.
Seseorang yang sudah sejak 3minggu yang lalu tidak berkomunikasi(ber-sms'an) denganku.
Pertama, aku mencoba melihat sms-sms ku dengannya 3minggu yang lalu. . . .
Yaampun, aku pasti sangat bahagia saat itu. Saat itu, ia memberikan semangat untukku yang akan menghadapi lomba di provinsi 3 minggu kemarin.
Tapi mengapa aku kehilangan kontak sejak itu? Apa ia membenciku? Apa ia sudah bosan denganku? Atau yang lebih parah lagi, ia malas ber-sms'an denganku karena aku terlalu kelihatan menyukai dia sehingga ia menjauh? Oh Tuhan, semoga saja tidak.
Namun, aku tak tahan, aku sangat ingin berkomunikasi dengannya lagi. Akhirnya, kucoba memberanikan diri untuk mengirimkan sms kepadanya, yang isinya cukup simpel aja "Hai".
5 menit..10 menit..15 menit, tak kunjung ada balasan.. Apa aku sangat bodoh mengharapkan balasan dari seseorang seperti dia?
Dan akhirnya tepat 30 menit aku menunggu. Aku tertidur dengan handphone yang berada di tanganku.





*
Pukul 17.00
"Riri, mama pulang... Ri, kamu tidur yaa?" terdengar samar-samar suara mama yang baru pulang bekerja. Dengan susah payah, ku buka mataku dan mencoba bangkit dari tempat tidurku. Saat itu aku sadar, aku tertidur dengan tetap menggenggam handphoneku.
Tapi, aku rasa upaya mengenggam handphoneku itu selama ± 1 jam lebih, tidak juga menghasilkan apapun. Ya, dia tidak membalas.
Sudahlah Ri, mungkin bukan rezeki mu untuk mendapat balasan super berharga dari seseorang seperti dia, bisikku dalam hati.
Aku pun beranjak menemui mama di dapur..
"Hai ma, udah pulang yaa.. Papa mana?" tanyaku, sambil meminum segelas air putih di atas meja.
"Oh, papa berhenti sebentar di toko kue, katanya sih ada yang mau di beli.." ujar mama sambil membuka kantong asoy hitam di depannya.
"Ooh begitu, lalu yang sedang mama buka itu apa?" tanyaku lagi.
Yaa, aku memang anak yang selalu ingin tau. Tapi jujur aku masih seseorang yang bisa dibilang belum profesional dalam hal 'kepo'. Aku punya seorang teman yang tingkat kepo nya itu 'kepo dewa' (sangat profesional). Dia mampu mengucapkan kata tanya setiap kali ia berbicara. Hal itulah yang kadang membuat aku dan teman-temanku agak malas menjawabnya. Tapi aku rasa ini bukan saat yang tepat untuk menceritakan temanku itu.
Kembali ke mama.................
"Minuman kaleng" jawab mama singkat.
Aku melihat jumlah minuman kaleng yang banyaknya tidak biasa. Itu banyak sekali.
Aku ingin bertanya lagi untuk apa semua itu, tapi aku mengurungkannya. Aku tidak ingin menyamai gelar 'kepo dewa' temanku itu.
Akhirnya, aku memilih untuk mengambil handukku dan pergi mandi.


*
Brrr, dingin. Tapi segar sekali!
Tepat saat aku keluar dari kamar mandi, kudengan deru motor. Papa pulang!
Cepat-cepat aku menyisir rambutku dengan sisir-yang lagi-lagi- bergambar spongebob dan keluar dari kamar untuk melihat papa.
"Loh, kok papa ga bawa apa-apa? Katanya ke toko kue.." ujarku heran
"Memang harusnya papa membawa apa?" ujar papa mengetesku..
Aku memang suka sekali makan kue, apalagi saat sore hari, entah mengapa.
"Kue cream keju, banana chocolate" ungkapku.
Mendengar itu, papa agak heran dan terkejut. Aku bisa melihat itu dari raut muka papa. Papa cepat-cepat menjawab..
"Emm, ehh .. Itu.. Ehh, kamu kan ga nitip.. Jadi yaaa papa ga beli apa-apa" ujar papa gugup.
Ada apa sih? Tapi yaa sudahlah.
"Yaudah deh, papa mandi aja" jawabku akhirnya.


*
Sembari menunggu papa mandi, aku menyusun buku-buku pelajaran untuk besok sekolah.
Aku sempat teringat tentang sms tak terbalaskan itu. Mengapa rasanya seperti cinta bertepuk sebelah tangan? Padahal aku merasa kalau dia juga menyukaiku.
Aahh bodoh Riri, bodoh! Yaa mana mungkinlah.. gumamku sambil memukul-mukul kepalaku.

"Eh Riri, kenapa kepalamu di pukul-pukul?" suara mama tiba-tiba mengejutkanku.
"Oh mama, emm itu ga ada apa-apa kok. Eh, papa udah selesai mandi, kita makan yuk, hahaha.." ujarku untuk mengalihkan pembicaraan.


*
Pukul 19.30. Makan malam.
Makan malam saat itu biasa saja, tidak ada yang spesial. Yaa, makan malam saat itu hampir sama seperti hari-hari lainnya. 


*
Selesai makan malam, mama papa menonton televisi diruang keluarga. Sedangkan aku, melakukan tugasku sebagai pelajar. Belajar.
Aku tak tahan belajar terlalu lama. Belajar sangat membosankan.
Pukul 20.15, aku memutuskan untuk berhenti belajar. Aku menyambar buku novel di atas meja belajarku, dan masuk ke kamar.
Ku hempaskan tubuhku di atas tempat tidurku.
Aaah, mengapa rasanya aku lesu sekali? Padahal tadi sore aku sudah tidur 2 jam, dan aku juga tidak melakukan pekerjaan berat apapun. Apa mungkin karena aku tidak mendapat balasan dari dia? Seketika itu juga, pikiranku melayang-layang jauh tak terhingga memikirkan dia.
Ku geleng-gelengkan kepalaku agar aku tersadar.
Aku tidak boleh seperti ini terus, ujarku dalam hati.
Ku raih novel yang bersampul pink berjudul Autumn in Paris, dan mulai ku baca..


*
Lagi-lagi aku sangat tidak tahan dalam hal membaca dan menunggu, akhirnya akupun terlelap.


*

Tahukah kamu, aku bermimpi
Bermimpi tentang kamu
Mungkin karena aku terlalu
Terlalu kangen kamuu...


*

Uwaaaa, goodmorning ⌣̈
Ku raih handphoneku, melihat jam. Pukul 05.30. Tapi saat itu.. ada sms. Siapa?
Ku coba membuka sms itu, lalu kubaca isinya.


Happy Birthday Riri
Wish you all the best {} Panjang umur, sehat selalu, murah rezeki. Jangan bandel yaa, belajarnya yang rajin Kakak selalu disini untukmu. God will bless you;) 



Apaaa??? Aku melihat pengirimnya. DIA !! 
Apa aku sedang bermimpi? Aku mencoba mencubit pipiku. Sakit! Berarti ini bukan mimpi.
Aku lebih terkejut lagi melihat jam pengiriman, pukul 00.00.
Aku baru sadar hari ini adalah hari ulangtahunku. Pantas saja mama membeli banyak sekali minuman kaleng, dan papa.. apa mungkin papa memesan kue? Ya Tuhan, mengapa aku baru menyadarinya?

Dengan cepat, aku membalas sms itu.
Thankyou so much kak, God will bless you too
Setelah itu, aku beranjak dari tempat tidur, mandi dan bersiap- siap kesekolah.

*
Aneh, aneh sekali.
Mengapa tak ada seorangpun dari teman di sekolahku mengucapkan selamat ulangtahun kepadaku? Sahabat-sahabatkupun tak mengucapkan apapun.
Di rumah tadi sebelum berangkat sekolah, papa mama juga tidak mengucapkan selamat ulangtahun kepadaku.
Walaupun tadi aku sudah sangat bahagia mendapat ucapan pertama dari Dia, tapi kalau begini, bahagiaku itu sirna. Ah, sudahlah!


*
Pukul 13.30
Aku pulang kerumah. Apa-apaan ini? Nasi putih dan bakso? Apakah tidak ada yang lebih spesial lagi untukku di hari ulangtahunku ini?
Ah sudahlah apa boleh buatku. Akhirnya aku memakan nasi putih dan baksoku itu. Memang sih rasanya enak, mungkin karena aku sudah kelaparan kali yaa..
Seusai makan, aku beranjak dari meja makan, mencuci piringku, mengambil handphoneku dan beranjak ke kamar.
Ku buka inbox, KOSONG! Tak ada satupun sms, tak ada yang mengucapkanku selamat ulang tahun selain dia. Apa mereka semua lupa? Atau pura-pura lupa? Tapi, untuk apa mereka berpura-pura lupa. Pikiranku melayang-layang entah kemana.
Akhirnya seperti biasa aku terlelap lagi, hari ini sungguh melelahkan.

*
Pukul 16.00
Mama papa sudah pulang dari bekerja. Mengapa hari ini tidak seperti biasanya? Mengapa hari ini mama papa pulang cepat? tanyaku dalam hati.. 
Aku akhirnya memutuskan untuk menghampiri mereka. 
"Ma, pa kok sudah pulang?" tanyaku.
"Hari ini toko sepi sayang, jadi mama papa pulang cepat. Oh ya, hari ini mama papa akan pergi ke suatu tempat, kamu ikut yaa?" ujar papa cepat.
"Pergi? Kemana?" tanyaku heran.
"Pokoknya ikut saja, tempatnya asyik kok" ujar mama.
Aku pun mengangguk tak mengerti. Tapi akhirnya aku menurut saja, aku ambil handukku dan bergegas mandi..


Pukul 19.00
"Sayang, sudah siap?" teriak mama dari luar rumah.
"Iya sudah siap maa, tunggu sebentar" teriakku tak kalah keras dari dalam rumah.

"Oke aku sudah siap" ujarku menghampiri mama di luar.
"Yuk kita pergi sekarang" ajak mama.
Papa mengemudi mobil di depan, mama di sebelahnya, dan aku duduk di kursi belakang.
"Kita mau kemana sih pa?" tanyaku mendesak papa untuk mengatakannya.
"Lihat saja nanti" ujar papa menggoda.
Huh!

*
Restaurant Chinnese Food
"Pa, didalam ramai sekali. Kita ke restaurant lain aja yuk" ujarku sambil menarik-narik tangan papa.
"Ehh, jangan dong. Gakpapa dong ramai-ramai, kan tambah seru" jawab papa misterius.
Ramai? Seru? Aku mengeryitkan keningku heran. Apa maksudnya?

Tepat pada saat aku membuka pintu restaurant, tiba-tiba...
Happy Birthday to you, happy birthday to you, happy birthday, happy birthday, happy birthday Riri..!
Doorr...! terdengan suara tembakan, dan saat itu juga manik-manik jatuh dari atas.
Aku hampir menangis karena terharu dan tak menyangka. Mereka semua, mama papa, teman-teman, sahabat-sahabatku, Caca, Ling-ling, Tata, dan Selly, mereka semua ada disitu.
Dan kau tau? Ada bagian yang lebih mengejutkan lagi..
Kulihat dengan jelas, DIA, ya dia berdiri di dekat tiang yang tak jauh dari tempatku berdiri.
Sambil memegang boneka teddy bear besar yang dibungkus kertas bening manik-manik.
Dari sana, ia menghampiriku sambil memberikan seulas senyum yang tulus.
Happy birthday, Riri! I Love you.
 

    No comments:

    Post a Comment