Wednesday, November 13, 2019

Mystory: Tetesan Perpisahan

Tersadar, ruang itu tiba-tiba kosong
Tersadar, kaki melangkah seolah semua adalah lumrah
Tersadar, menit kala itu menjadi menit terpahit
Jelas, waktunya telah tiba
untuk melepas jumpa menjadi kata berpisah

Langit sore itu tak seperti biasanya
Gelap lama namun tak kunjung menampakkan airnya
Apa mereka mengejekku?
Seseorang yang terus menahan sendu
Hingga akhirnya tertumpah di malam itu

Aku berkata,
Aku akan rindu saat deruman motor khas terdengar dari ruang tamu
Aku akan rindu saat bulan bersinar dan kita masih dengan dua mangkuk ronde kita
Aku akan rindu diam dalam hening menatap bangunan tinggi itu sembari kamu disebelahku
Aku akan rindu momen penentuan tempat makan yang acapkali tak sesuai ekspetasi kita
Benar, aku akan rindu semuanya tanpa terkecuali

Bukan maksud untuk memberatkan jalan
Karena cerita kehidupan membentang di depan
Hanya saja kesepian terasa terlalu kalbu
Membiarkan otak terus merakit imajinasi biru
Imajinasi tentang rindu dan sendu yang menjadi satu

Hati memang kerap khawatir dan tertekan
Atas hadirnya seonggok cerita dan rasa nyaman
Tapi, kuyakin kita sudah saling menguatkan
Tetesan air mata malam itu semoga meyakinkan

Hai kamu, selamat berjuang. Semoga kita kuat

Jogja akan merindukanmu, begitu pula aku
Doaku menyertaimu, wahai nyamanku
Semoga langkahmu terus terberkati
Seiring raga ini akan terus menanti
Waktu dan saat dimana kita bertemu kembali

I love you.

ttd, 14 Nov 2019.

No comments:

Post a Comment