Hai rembulan penguasa langit malam
Hai taburan bintang
Sang dewi kegelapan malam
Menatapmu tanpa penghalang
Berbaring disana
Bagai pemilik kehidupan
Saat itu, bukan kesendirian yang menyapa
Saat itu, beberapa pasang bola mata hadir
Tapi satu yang berbeda
Ada cahaya lain dari indera itu
Bingung, heran, tapi aku kagum
Bagaimana alam dan kuasa Tuhan
Bekerja atas diriku
Bekerja atas pertemuan
Dan bekerja atas cerita yang datang
Pegas otak kembali berputar
Rajutan waktu yang begitu cepat berlalu
Tergambar kembali
Kala mentari sedang berdiri tegap
Kala sendiri dalam hati menyapa
Kala kedua teman mengayuh sepeda
Menghadirkan keasingan di tempat yang baru
Kerap aku ditinggalkan waktu itu
Kerap hadir wajah baru
Perbincangan hari itu
Mengalun begitu saja
Lalu berpikir hari akan berakhir
Cerita akan usai
Seketika kayuhan sepeda kembali
Hati ini tidak pernah meminta
Hati ini bahkan membiarkan begitu saja
Menganggap semua hanya cerita
Bukan akan menjadi kisah
Tapi...
Waktu menjawab
Pertemuan bergulir
Bahkan kita menderapkan kaki bersama
Ke arah yang sama,
Tempat yang sebenarnya bukanlah tujuanmu
Hari berganti
Hari baru ini meyakinkan diri
Seindahnya hari kemarin
Semua sudah berlalu
Cerita baru hari ini
Dan bukan lanjutannya
Tapi mengapa malam esoknya
Menghadirkan lagi dirinya
Di tengah kegelapan dan sorakan orang-orang
Tuhan yang merencanakan?
Bukan, Ia yang memang berkehendak
Di tengah keheningan malam
Selepas acara dan akhir segalanya
Terlontar kata asing
Terlontar kalimat hangat
Bolehkan aku mendengarnya?
Benarkah ini bila aku mengetahuinya?
Aku merasa dunia ini begitu bulat
Rasa ini takkan berujung
Sampai kapanpun
Tapi masih tetapkah aku boleh tahu?
Kukatakan pada langit gelap malam itu
Rasa syukur dari relung hati
Mengizinkanku untuk merasakan semua ini
Menjalani setiap kondisi
Dan mengenang setiap memori
No comments:
Post a Comment